Mengenal Asma'us Sittah atau Asmaul Khomsah dalam Ilmu Nahwu

Asmaus Sittah biasa disebut juga sebagai Asmaul Khomsah adalah salah satu dari berbagai jenis isim mu'rab. Bedanya, Asmaul Khomsah ini memiliki irab yang lebih khusus dimana dalam pembelajaran bahasa Arab jenis ini memiliki bab tersendiri.

Apa Itu Asmaus Sittah?

Asmaus Sittah atau Asmaul Khomsah dikenal juga dengan istilah isim lima. Isim lima merupakan isim mu'rab yang ditambahkan huruf illat pada akhiran-nya. Serta digunakan untuk tanda I'rab agar bisa menyesuaikan harakat sebelumnya.

Maksud huruf ilat menyesuaikan harakat sebelumnya yaitu jika harakat yang sebelumnya berupa dhammah maka huruf ilat merupakan wawu. Sementara jika harokat yang sebelumnya berupa fathah maka huruf illatnya merupakan alif.

Anggota Asmausittah

Bentuk-bentuk atau anggota Asmausittah pada dasarnya ada tiga macam, di antaranya sebagai berikut.

1.     I'rab Itman

I’rab itman merupakan i'rab Asmaul Khomsah dimana ketika terdapat nashab, mahal rafa dan jer kemudian menggunakan alif, wawu dan ya.

2.     I'rab Naqash

I'rab naqash merupakan i'rab Asmaul Khomsah dimana ketika terdapat nashab, mahal rafa dan jer pada I’rabi maka disertai i'rab ashliyah dhahirah, seperti fathah, dhammah dan kasrah.

3.     I'rab Qashar

I'rab qashar merupakan i'rab Asmaus Sittah atau Asmaul Khamsah dimana saat menduduki nashab, mahal rafa dan jer bisa di irabi dengan i'rab ashliyah, seperti fathah, dhammah dan kasrah yang sekiranya atas alif.

Bait Asmaus Sittah Dalam Alfiyah Ibnu Malik

Bait Asmausittah dalam Alfiyah Ibnu Malik memiliki nadhoman yang bisa digunakan untuk menjelaskan bab Asmaul Khomsah dimana Asmaul Khamsah memiliki tanda i'rab seperti halnya jar, rofa atau nashab.

Nadhoman pertama dimaksudkan dengan qaul Nadhim maa minal asmaai asif yang merupakan Asmaul Khamsah. Jika rofa dan huruf wawu dan jika nashab dengan huruf alif serta jar dengan huruf ya. Pada Asmaul Khamsah tersebut yaitu dzu memiliki makna shohibun atau orang yang mempunyai.

Nadhoman kedua dimaksudkan jika lafadz dzu tidak memiliki makna shohibun sehingga dzu tidak masuk dalam Asmaul Khamsah. Jika huruf mim dibuang maka artinya Asmaul Khamsah termasuk dalam famun.

Nadoman ketiga yaitu lafadz akhu, abu, hannu dan hamun, tapi bagi yang memiliki akhiran hannu sebaiknya menggunakan i'rab naqish atau rofa menggunakan dhimman, jar menggunakan kasroh dan nashab menggunakan fathah. Jika itu terjadi maka sebaiknya dibaca hadza hanuka daripa hadza hanuka.

Begitu pula dalam lafadz raitu hanaka, sebaiknya dibaca dengan roaitu hanaaka dan marortu bihanika. Hal itu lebih baik daripada membacanya marortu bihaniika.

Nadhoman keempat, dimaksudkan lafadz akhun, abun dan hamun hanya sedikit saja menggunakan i'rab naqish. Maksudnya irob itman seperti halnya rofa menggunakan huruf wawu, jar menggunakan huruf ya dan nashab menggunakan huruf alif. Irob qashr pada lafadz akhun abun dan hamun maka jar dan rofa nashab menggunakan alif.

Nadhoman kelima dimaksudkan memiliki beberapa syarat, diantaranya harus mudhof, harus mudhof selain ya mutakallim, harus mukabbar atau tidak ditasghir, harus mufrod atau tidak dijamakkan atau di-tasniyahkan.

Kecuali jika terdapat mudhof nahwu hadza abun maka irobi menggunakan harakat, mudhof pada ya mutakallim hadza abiy maka irobi menggunakan ya muqoddaroh, ditasghir dengan nahwu hadza abii zaidin maka i'robnya menggunakan harokat, dijamakkan nahwu yaitu haa ulaa I abaa uz zaidiina sehingga irobi menggunakan harakat. sementara nahwu maka irobi menggunakan i’rob isim tasniyah.

Dari nadhoman dalam Alfiyah Ibnu Malik harus dipahami bahwa Asmaus Sittah terdiri atas enam huruf. Diantaranya famu, dzu, akhun, abu, hannu dan hamu. Di dalamnya juga bisa memiliki i'rob rofa, i'rob jar dan i’rob nashab dengan tanda alif, wawu dan ya.

Syarat Asmaul Khamsah

Agar isim atau kata bisa masuk ke dalam kategori Asmaul Khomsah maka harus menggunakan beberapa syarat yang dipenuhi dalam isim tersebut. Di antaranya sebagai berikut.

  • Isim Berupa Idhofah

Isim harus sudah dalam keadaan diidhofahkan atau dengan kata lain sudah ada dalam frasa bersama dengan isim lainnya.

  • Isim Keadaan Mufrad

Pada dasarnya semua isim masuk dalam Asmaul Khomsah seharusnya sudah keadaan mufrad. Maka apabila isim dijamakkan dan di-tasniyahkan tidak dapat masuk ke dalam kategori atau diakui menjadi Asmaus Sittah.

  • Isim Jangan memiliki Ya Mutakallim

Meskipun sebenarnya syarat sebagai Asmaul Khamsah harus idhofah dengan kata atau isim lain. Tapi suatu isim tidak bisa diakui menjadi Asmaul Khamsah apabila idhofah pada ya mutakallim.

  • Isim Sudah Mukabbar

Lima isim yang masuk dalam kategori Asmaul Khamsah harus sudah mukabbar atau bisa tashghir. Tapi syarat yang dipenuhi haruslah isim bisa tashghir dan bukan sudah dalam keadaan tashghir.

  • Khusus Isim Dzuu Harus Memiliki Makna Shahib

Makna isim dzuu bisa masuk ke dalam kategori Asmaul Khamsah jika memiliki makna shahib (memiliki atau mempunyai). Selain itu isim tersebut tidak bisa di-idhifahkan dengan dhamir.

  • Khusus Isim Fuu Tidak Menggunakan Mim

Khusus penggunaan lafadz fuu maka diharuskan tidak menggunakan mim. Apabila menggunakannya maka i'robnya harus dengan harakat.

Perbedaan I'rab Asmaul Khomsah

Karena terdapat perbedaan, maka i'rab Asmaul Khamsah bisa dibedakan ke dalam tiga jenis, di antaranya sebagai berikut.

  • Keadaan Rofa

Asmaul Khamsah yang masuk ke dalam kategori ini bisa Anda kenali dengan huruf wawu yang ada di dalamnya.

  • Keadaan Nashab

Asmaul Khamsah yang masuk ke dalam kategori nashab ini bisa Anda bedakan melalui tanda alif yang ada di dalamnya.

  • Keadaan Jar

Asmaul Khamsah yang masuk dalam kategori jar ini bisa Anda paham dengan kategori lain melalui tanda huruf ya yang ada di dalamnya.

Contoh Asmausittah Dalam Al Quran

Agar Anda bisa lebih memahaminya, Anda bisa melihat ayat-ayat ini sendiri dalam Al Quran untuk dipelajari lebih lanjut. Berikut ini daftar contoh Asmausittah yang bisa menjadi referensi pembelajaran Anda.

  •  Marfu

Surat Al Baqarah ayat ke 105

Surat Al Baqarah ayat ke 243

Surat Al Baqarah ayat ke 280

Surat Yusuf ayat ke 94

Surat Yusuf ayat ke 8

  • Manshub

 Surat Yusuf ayat ke 8

Surat Yusuf ayat ke 11

Surat Yusuf ayat ke 16

Surat Yusuf ayat ke 61

  • Majrur

Surat Al Baqarah ayat ke 178

 Surat Yusuf ayat ke 4

 Surat Yusuf ayat ke 8

Surat Yusuf ayat ke 9

Itulah penjelasan tentang Asmaus Sittah atau yang biasa disebut juga sebagai Asmaul Khamsah atau isim lima.

Pada intinya Asmaul Khamsah ini adalah isim lima yang menggunakan tanda rofa dengan wawu, nashab dengan alif dan jar dengan ya dimana materi ini menjadi sangat penting dipelajari ketika Anda ingin mahir dalam bahasa Arab.

Perhatikan tiap-tiap tanda, syarat dan lain-lain agar lebih maksimal dalam memahami kata yang ada dalam bahasa Arab.


Kang Ahmad
Kang Ahmad Suka menulis tentang Bahasa Arab | Founder MahirBahasaArab.com

Posting Komentar untuk "Mengenal Asma'us Sittah atau Asmaul Khomsah dalam Ilmu Nahwu"